Jumat, 17 Desember 2010

Rencana YA per 2009

Sudah bukan merupakan hal baru lagi bagi masyarakat Indonesia mengenai Yayasan Amalilah. Sebuah yayasan yang memang selalu menebar kontroversi bagi semua orang. Ya….Yayasan Amallillah ( Y A ). yayasan dengan sejuta pesona  janji, yayasan yang mampu melambungkan angan, yayasan yang menjadikan orang hilang kepercayaan.
Yayasan ini berdiri sekitar bulan Juli tahun 1998. Sudah sepuluh tahun YA selalu eksis dengan isu-isu yang luar biasa heboh mulai dari pencairan dana ke masyarakat, kegiatan sosial seperti bagi2 sembako, khitanan massal dll. Tidak kalah menariknya mengenai adanya pencairan dana bagi para pengurus yang jumlahnya jg sangat fantastis.

Pertanyaannya” Dari manakah dana tersebut berasal?” Blm ada jawaban yang pasti jika setiap pertanyaan itu muncul. Dulu sempat beredar berita bahwa itu adalah dana Soekarno, ataupun dana Raja-raja di tanah air. Dan yang paling baru di beritakan bahwa dana itu berasal dari Hibah luar negeri, dimana pemegang amanah dari dana tersebut tiada lain adalah Ketua Yayasan Amallillah Bp. R. Aiyon Suharis Restuningrat. Sumber lain menyebutkan bahwa Bp. R. Aiyon S.R. juga menangani pencairan dana serupa di beberapa negara.
Kegiatan YA kembali bergairah sekitar satu tahun terakhir. Mulai dari pendataan ulang makmum sampai ke tingkat pengurus. Kegiatan ini di lakukan untuk persiapan pencairan dana amanah ke makmum maupun pengurus. Hal inilah yang akhir-akhir ini gencar di bahas dan di bicarakan oleh semua orang, baik orang di luar YA maupun para pengurus.
Berbagai prosedur baru di berlakukan untuk realisasi pencairan dana tersebut. Mulai dari pendataan ulang makmum sampai perubahan badan hukum, yang semula berupa Yayasan berganti menjadi P.T. ( Perseroan Terbatas ), yang bernama PT. Bina Swasta Mandiri Indonesia.
Berbagai diklat serta penjelasan teknis dilakukan oleh Pengurus Pusat yang di selenggarakan diantaranya di hotel Four  Seosan dan juga di Wisma Kinasih yang terletak di wilayah Bogor.
Dari semua kegiatan terbaru itu menggambarkan seolah-olah dana itu memang akan segera cair dalam waktu dekat. Beberapa pengurus di level bawah yang kami kenal juga menunjukkan optimisme yang besar akan hal itu. Kebenaran akan fenomena dana hibah tersebut masih menjadi tanda tanya besar bagi semua orang, bahkan para anggota YA. sendiri pun tidak tahu pasti kapan dana itu akan cair.
Namun jika memang keberadaan dana itu memang benar adanya serta memang akan cair dan d terimakan kepada rakyat Indonesia yang terdaftar sebagai makmum pastilah akan membawa dampak yang sangat luar biasa.

“Saduran dari Pesan Tertulis KETUM YA, per tanggal 6 April 2009″
Secara pribadi maupun kapasitas sebagai Ketum Yayasan Amallillah mulai saat ini beliau bertekad untuk menegakkan sistem, memelihara peraturan dan ketertiban serta menegakkan pengawasan setiap kesalahan siapapun yang melakukannya harus diberi sangsi, baik sangsi administratif maupun sangsi pidana.
Beliau menyadari dalam masa transisi yang mana ketika kita dihasut, dicaci-maki dan dihinakan oleh segolongan oknum dengan memanfaatkan berbagai media massa sehingga menjadi salah satu faktor penghambat pelaksana an program pembinaan dan pembekalan system pendistribusian dana bantuan modal kerja masyarakat yang faktor penghambat tersebut menimbulkan dampak yang sangat luas terhadap upaya kita dalam mewujudkan program pengentasan kemiskinan terutama di jajaran kepengurusan yang situasinya sangat memprihatinkan.
Beliau menyadari bahwa sebagian besar jajaran kepengurusan belum memahami sistem tersebut, oleh karena itu sosialisasi sistem harus segera dilaksanakan guna mempercepat menggerakkan roda organisasi disamping itu juga untuk mencapai kesamaan bentuk dan kesamaan pengertian administrasi dalam menyajikan suatu laporan sehingga dengan cara demikian kita dapat mempercepat proses pencapaian tujuan kita bersama.
Namun patut kita sadari bersama anggaran yang telah ditetapkan yang cukup besar bukanlah jaminan keberhasilan kita. Sumber daya manusia yang melaksanakan tugas pengelolaan itu sangat penting.
Karena itu Pak KETUM berpesan kepada seluruh jajaran yang terkait agar membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi agar dapat bekerja dengan cepat, tepat, serta penuh perhitungan.
Bertahun tahun kita dibodohkan dan dimiskinkan oleh sistem maka system harus kita perbaiki kita tidak perlu mempersulit hal yang sebenarnya mudah kita lakukan maka mari kita saling bahu membahu memperbaiki system tersebut. Karena jajaran pengurus telah lama menunggu adanya perbaikan system tersebut dan masyarakat telah lama menunggu adanya perubahan nasib.
Semoga apa yang dipesankan oleh Pak KETUM ini akan benar – benar menjadi perhatian dan kenyataan serta akan mempercepat untuk mengakhiri segala beban penderitaan dan kesengsaran kita. Kesengsaran masyarakat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“AMIN….”

siapa yang salah hal ini terjadi di YA...?
1. Pendaftaran makmum, dijanjikan untuk membeli meterai 3 lembar,
    ternyata meterai itu tidak pernah dibeli sama-sekali, yang paling banyak
    uangnya digunakan untuk kepentingan pribadi pengurus. Kecuali biaya
    biaya adm., ongkos kirim dan photo copy. Sudah meleset.
2. Mahar DPC/PPUK, seharusnya dana itu sampai pak Aiyon untuk
    membantu mengurus dana agar cepat keluar, ternyata dana itu
    digunakan untuk kepentingan pribadi yang menerima dan yang
    menampung di atas penerima pertama.
3. Akta PT BSMI dan KTA PT BSMI, ternyata itu tidak berlaku
    lagi, kita kembali kepada Yayasan Amallillah.
4. Diklat Accounting, bayar sofware Rp 3.350.000,-, CD programnya
    sampai sekarang tidak ada, harganya betul-betul tidak masuk akal,
    ternyata pula programnya cuma dompleng program Zahir.
    Ngga ada program khusus YA. Mudah diobrak-abrik orang.
5. Proses Perbankan, itu dilarang mengadakan pungutan, ternyata 
    dipaksa harus ada pungutan, nyatanya untuk kepentingan 
    pribadi juga.
6. Janji 40 hari atau 90 hari sejak 1 Januari 2009,
    ternyata sampai November 2009 baru menyelesaikan biaya adm.
7. IC-Card, uang ditarik, ID Cardnya tidak ada lagi.
8. SK Koordinator, uangnya ditarik, SK-nya tidak keluar.
9. Dan lain-lain.
Ada moral di YA, yang harus segera dihapus, yaitu bohong untuk
dapat duit. Karena itu betul-betul moral bejat.
Dilansir, 26 November 2009.

1. Aiyon ada mendapat pinjaman/talangan dana sebesar 5 milliar dari Bapak Yakop.
2. Dari dana itu digunakan untuk membayar biaya administrasi perbankan hari 
    Selasa, 17 November 2009 dan sudah dilunasi.
3. Sisanya digunakan untuk berziarah kemakam Wali Songo di Cirebon, Jawa 
    Tengah Jawa Timur dan Bangkalan, diantaranya makam Syeh Yusup, makam 
    Bung Karno di Blitar. Ziarah dilaksanakan dari tanggal 20/11/09 - 23/11/09. 
    Rombongan tiba di     Jakarta, tgl. 23/11/09 pukul 03.00 WIB. Peserta ziarah 
    terdiri dari 3 bus dan 6 mobil termasuk beberapa mobil pribadi peserta.
4. Salah satu inti Rakor adalah menyatukan kembali beberapa pengurus 
    yang selama ini tidak akur atau membentuk kelomnpok sendiri-sendiri.
5. Setelah selesai ziarah ini, setelah istirahat beberapa hari rencananya pak Aiyon
    akan membuat Surat Perintah Bayar kepada 6 bank pelaksana. Enam bank
    pelaksana itu adalah : BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Danamond, 
    Citi Bank, dan Lippo Bank.
6. Sampai saat ini dana yang sudah diturunkan ke bank pelaksana mencapai 35%,
    dari total dana yang akan diturunkan. Tetapi masih dalam bentuk titipan, 
    sehingga tidak bisa dichek. Belum masuk rekening pengurus.
7. Pak Aiyon baik secara pribadi maupun sebagai Ketua Umum Yayasan Amallillah
    minta ma'af, atas tertundanya pencairan dana ini kepada pengurus dan makmum.
8. Tetapi ia tetap bertanggung jawab penuh, bahwa dana pasti diturunkan sampai
    kepada yang berhak menerimanya.
9. Sampai saat ini yang namanya SKB, SK, SPB, SPPD, memo dan lain sebagainya
    belum ada yang keluar, termasuk yang katanya semua peserta Rakor telah 
    menerima Memo, itu salah pengertian. Yang dimaksud memo itu adalah buku 
    nota untuk tempat mencatat, karena ada tulisan memo juga disitu.
10.  Namun yang pasti setelah biaya administrasi lunas, tim 10 bekerja 
       menyelesaikan administrasi perbankan yang seharusnya menjadi 
       persyaratan agar dana bisa keluar.
11.  Tim 10 itu adalah orang-orang profesional dan para birokrat diluar YA 
       dan perbankan yang dikontrak oleh pak Aiyon untuk menyelesaikan 
       tugas administrasi perbankan agar dana bisa keluar, baru setelah itu 
       bisa diajukan SPB kepada bank pelaksana.
12.  Aiyon mengingatkan kepada pengurus yang ada di bawah dia untuk tidak 
       dibolehkan lagi mengadakan pungutan, karena pengurus di daerah sudah 
       banyak utang, karena sudah selama 12 tahun ini pengurus di daerah selalu 
       menyetor kepengurus pusat, namun dana itu tidak pernah sampai tujuan, 
       selalu habis sebelum sampai tujuan, yaitu tujuan biaya mengurus dana agar 
       bisa keluar. Dan dana yang sudah dikumpulkan sudah mencapai
       triliunan juga, tetapi tidak mempunyai arti apa-apa terhadap perjuangan 
       mengurus dana.
       Karena berapapun dana yang dikumpulkan akan selalu habis 
       ditengah jalan.
Sumber berita : Setiabudi Pramayudha, ST, PPUK 016,  24/11/09

Info Adun, Cs.
1. Untuk talangan dana pak Aiyon mendapat pinjaman 5 milliar dari keluarga.
2. Dana pinjaman digunakan untuk membayar sisa biaya administrasi 
    perbankan sebesar Rp 200 juta     yang dibayar oleh pak Aiyon hari 
    Selasa, 17/11/09, dan untuk biaya ziarah ke makam Wali di 
    Jateng, Madura, Jatim, dan Bali selama 1 minggu.
3. Peserta Rapat Koordinasi Yayasan Amallillah di Hotel Pangrango Bogor, Kamis, 19/11/09 
    malam tadi berjumlah 60 orang.
4. Semuanya berangkat mengikuti acara ziarah.
5. Biaya selama ziarah ditanggung pak Aiyon.
7. Tujuan ziarah adalah untuk keamanan dana yang akan keluar.
8. SKB, SK, SPB, SPPD belum keluar.
9. Tadi malam baru diberikan memo kepada seluruh yang hadir.
10. Belum ada pembahasan mengenai rencana pencairan dana.
Kinasih, 20 November 2009

Pak H. Dardie G.
1. Kebutuhan dana untuk Ketua Umum Yayasan Amallillah telah terpenuhi.
2. Untuk keselamatan dalam rangka penurunan dana barokah seluruh pengurus (Ka. BKKS, 
    Perwakilan, DPKP, Staf BPP dan keluarga Ketua Umum YA diajak ziarah dulu
    ke makam para Wali di Jateng, Madura, Jatim dan Bali.
3. Ketua Umum YA mohon ma'af atas segala kekhilafan dan keterlambatan pelaksanaan
    program Yayasan Amallillah.
4. Ketua Umum Yayasan Amallillah tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
    program Yayasan Amallillah.
Demikian untuk diindahkan dan dimaklumi.
Bogor, 20 November 2009
Perwakilan I BKKS Utara,
H. Dardie G.

pesan dari ketum
Assalam
Wahai Saudara-saudaraku kita akhiri penghinaan dan sejenisnya dari orang-orang yang kurang memahami tentang Yayasan Amallillah dan biarkan mereka menggigit lidahnya sendiri karena bahasanya sendiri.
Mari kita bersama-sama memulai dengan kehidupan yang baru, wahai Saudaraku.
Pribadi saya telah mengatakan di depan Saudara-saudariku "Bahagiakanlah Keluargamu" baru bahagiakan orang lain.
Dan pribadi saya mengatakan jangan salah gunakan apa yang pernah Saudaraku terima dan pribadi saya meminta lihatlah anak-anak kita yang tak punya orang tua. Sayangilah mereka seperti Saudara menyayangi anak Saudara.

Ya Allah, luruskan hati orang yang memegang amanah, khususnya pengurus Yayasan Amallillah; baik pengurus pusat maupun pengurus daerah.

Jakarta, 9 November 2009
Ketua Umum Yayasan Amallillah,
Raden Aiyon Suharis Restuningrat.

SKB akan selesai hari Sabtu tanggal 14 November 2009.
Surat Pemberitahuan Resmi, (copynya) yang disyahkan oleh pengurus akan dibagikan kepada seluruh pengurus diseluruh Indonesia.
SKB adalah surat keputusan bersama antara Yayasan Amallillah, Pemerintah dan Perbankan.
Artinya tidak main-main, dana harus turun sampai kepada yang berhak menerimanya.
Jakarta, 9 November 2009

Info Independen

Ass............
Subahanallah................
Wahai Saudara-saudaraku, saya atas nama pribadi mengingatkan, setelah dana ini turun kepadamu, jangan engkau berubah sikapmu menjadi orang yang takkabur, karena dana yang akan engkau terima ini kalau disalahgunakan akan menjadi petaka buatmu, maka berhati-hatilah dalam memegang amanah.
Dari dulu saya berpesan jangan ada pemotongan, karena kalian sudah cukup yang saya beri.
Ingat kesepakatan kita waktu di Hotel Fourseson dulu, tidak boleh ada pemotongan.
Ingat sumpah yang pernah kalian ucapkan, yaitu : Buta, Tuli dan Lumpuh
akan datang kepada kamu sekalian, apabila melakukan pelanggaran.
Jakarta, 10 November 2009
Wassalam,
Raden Aiyon Suharis Restuningrat
sumber RASR
Sampai hari Minggu, 18 Oktober 2009 biaya adminitrasi perbankan yang harus dibayar sebesar 25 milliar rupiah, sudah dibayar 23,8 milliar rupiah. Sisa 1,2 milliar rupiah.
Sampai hari Selasa, 9 November 2009 dibayar lagi 6 ratus juta rupiah, sehingga sisanya , masih 6 ratus juta rupiah.
Pesan Ketua Umum Yayasan Amallillah solusinya adalah dengan cara "Donator Makmum". 
Karena itu dihimbau kesadaran pengurus Yayasan Amallillah seluruh Indonesia agar bahu membahu membantu Ketua Umum Yayasan Amallillah dengan cara memberi donator.
Satu makmum dihitung 3 ribu rupiah, untuk Kalimantan Tengah silahkan mengirim ke Nomor Rekening : 0242-01-020344-50-9 atas nama Ibu Rusmiati, BRI Cabang Martapura, kiriman pasti sampai, dan jangan lupa bukti slip pengiriman adalah bukti sah donator anda, harap disimpan baik-baik.
sumber donatur makmum

Setelah menunggu sangat lama, mengeluarkan biaya yang sangat mahal, 
urusan yang sangat rumit, pekerjaan yang sangat melelahkan, akhirnya :
Hari Minggu, tanggal 8 November 2009 pukul 00.00 WIB
rencananya Ketua Umum Yayasan Amallillah akan menekan tombol
"Tanda Dimulainya Pencairan Dana Yayasan Amallillah"
di Kantor Pusat Yayasan Amallillah, Jl. Raya Jatimakmur No. 10
RT 02/08 Pondok Gede Bekasi.
Hari Senin, tanggal 9 November 2009 pengurus Yayasan
Amallillah akan mulai menerima dana secara bertahap.
Masing-masing Koordinator akan menerima dana operasional Rp 4,2 milliar.
ditambah dengan perhitungan amilin makmum.
Demikian info dari Yayasan Amallillah Pusat.kp. YA)

Hasil pertemuan para petinggi Yayasan Amallillah bersama Ketua Umum kemarin, menyebutkan :
1. Seluruh pengurus seperti : Korwil, DPP, PPUK, perwakilan Korwil, perwakilan PPUK, perwakilan
    Cabang menyepakati bahwa penyelesaian proses administrasi perbankan harus dituntaskan, berkat 
    dukungan seluruh jajaran sehingga pembayaran administrasi untuk dana titipan di BNI, BRI, Bank   
    Mandiri, Citi Bank, Bank Danamon, dan Bank Mega sudah hampir rampung.
    Dana yang dibayar untuk biaya administrasi hampir mencapai satu milliar rupiah, 
    karena konversi emas batangan yang sudah diuangkan sebesar 9.200 ton.
2. Dihimbau kepada seluruh jajaran pengurus Yayasan Amallillah agar tetap tenang, jangan sampai
    terpancing oleh provokasi, adu-domba dan segala macam bentuk penyimpangan dari oknum
    pengurus yang tidak bertanggung jawab.
    Percayalah bahwa Ketua Umumpun memahami kondisi pengurus berjumlah 87.456 orang.
3. Intensifnya penyidikan Bank Centuri sebagai ek bank tempat menyimpan dana pak Aiyon tetap
    menjadi fokus utama karena dana yang telah dilarikan oleh 3 petinggi bank Centuri (bank Mutiara)
    sudah mendapat dukungan pemerintahan SBY-Budiono dan Sri Muliyani (Menkeu) sehingga LPS
    menalangi dana 6,7 trilyun kemarin sebagai perwujudan dari dukungan pemerintah RI.
    Dana yang dilarikan ke 6 negara hampir U$ 20.000.000.000,- (dua puluh milliar dollar AS).
4. Persiapan dan penataan administrasi yang telah ditetapkan dalam pencairan Rp 1.552 trilyun di
    bank BNI, BRI, Bank Mandiri, Citi Bank, Bank Danamon, dan Bank Mega untuk 68 juta makmum 
    seluruh Indonesia secara bertahap dan on line mulai saat ini hingga tanggal 6 November 2009.
    Diharapkan tanggal 9 November 2009 sudah selesai.
5. Bagi pengurus di daerah yang belum melengkapi persyaratan perbankan agar segera dituntaskan
    sebelum tanggal 6 November 2009.
Demikian yang dapat kami sampaikan perkembangan awal November 2009.
Jika ada hal-hal yang belum jelas diserahkan kepada Ketua Umum Yayasan Amallillah sebagai
pemegang amanah.
Salam,
Dari Orang Dekat Pak Aiyon
 (awal november)

Pada acara tanggal 31 Desember 2008 di Pantai Pangandaran, R. Aiyon Suharis Restuningrat Ketua Umum Yayasan Amallillah berpidato untuk khalayak menyebutkan :
1. Untuk pengurus yang sudah selesai proses adm. 
    dicairkan 40 hari terhitung mulai 
    1 Januari 2009, jatuh pada  tanggal 9 Pebruari 2009.
2. Untuk pengurus yang belum selesai adm. silah menyelesaikan adm.
    diberi waktu 99 hari terhitung 1 Januari 2009
    jatuh pada tanggal 10 April 2009
Ternyata sampai 99 hari penyelesaian adm. di perbankan belum juga selesai, sehingga 20 Agustus 2009 dilaksanakan Proses Perbankan yang disebut Proses Pencairan Dana Operasional, yang materinya adalah mengumpul dana untuk pengurus (Panlak).
Baru hasil rapat tanggal 18 Oktober 2009 diberitahukan bahwa Biaya Administrasi yang harus dibayar diperbankan adalah Rp 25.000.000.000,- (dua puluh lima milliar rupiah). Tanggal 18 Oktober 2009 baru dibayar oleh pak Aiyon Rp 23,8 milliar. Sisanya Rp 1,2 milliar belum dibayar yang direncanakan apabila ada duit akan dibayar 27 Oktober 2009. Sampai saat blok ini diterbitkan belum ada khabar tentang Perkembangan berikutnya.
Apakah sudah lunas utang 1,2 m itu atau belum. Jadi yang sangat berat urusannya adalah mengurus agar dana bisa cair dari bank. Sudah berjalan 12 tahun. Semua pengurus yang dianggap mengetahui perkembangan terkini memilih untuk diam. Tidak memberi informasi untuk pengurus yang sangat memerlukannya
. (sumber :dana biaya adm)

4 komentar:

  1. Y.A ini rumit ya ..saya punya tetangga di pengrs YA katanya,kalo di perhatikan kaya Orgil...

    BalasHapus
  2. ora umuummm....
    kasihan yaa....

    BalasHapus
  3. yayasan bangsat,,babi,,makan tu babi panggang,,penipuan in i,, orang tuaku udah tertiupu bant\yaik,kalau ktmu ayon anjing ini akan ku bunuh kau,,binatang,,,

    BalasHapus
  4. coba cek yayasan padepokan dimas kanjeng taat pribadi probolinggo : sama persis dengan yayasan amalillah .. mungkin yayasan padepokan dimas kanjeng taat pribadi duitnya lebih nyata dan banyak

    Group FB : http://www.facebook.com/groups/107499346088878
    Blog : http://padepokandk.blogspot.com/
    twitter : https://twitter.com/PadepokanDK

    BalasHapus